Klinik adalah suatu fasilitas kesehatan publik kecil yang didirikan untuk memberikan perawatan kepada pasien luar. Biasanya klinik hanya mengobati penyakit-penyakit ringan seperti demam dan sebagainya, sedangkan kasus-kasus yang lebih parah diajukan ke rumah sakit. klinik juga salah satu industri Medis yang menghasilkan limbah limbah cair dan limbah padat.
Proses Kerja IPAL Klinik
Sebelum menuju proses pengolahan inti maka perlu dilakukan proses pengolahan pendahuluan ( Pre Treatment ) yaitu pembersihan pada air limbah agar mempercepat dan memperlancar proses pengolahan selanjutnya.
Kualitas air limbah :
– BOD influen t = 600 mg/l
– BOD effluent = <= 20 mg/l
– NH4 influent = 100 mg/l
– NH4 effluent = <= 0,2 mg/l
Fungsi ipal Khusus limbah cair yang berasal dari dapur / gizi / kantin harus melalui tabung GREASE TRAP yang berfungsi untuk :
– Memisahkan minyak.
– Menangkap lemak agar tidak mengganggu proses kerja IPAL.
Fungsi ipal Limbah cair dari Laundry juga harus melalui tabung INTERCEPTOR yang berfungsi untuk :
– Mengurangi terjadinya shock- load.
– Mengurangi intensitas desinfektan yang digunakan dalam kegiatan laundry.
Fungsi ipal Limbah cair dari radiology, laboratorium dan OK juga diupayakan melalui ANAEROB TANK. Tabung ini didesign secara spesifik. yaitu pemisahan atau penurunan zat organic akan terjadi melalui proses
– Pengendapan (untuk zat organic yang berbentuk padatan tersuspensi).
– Bio filtrasi / bio kimiawi (untuk koloid dan terlarut) oleh massa mikroba anaerob aktif dalam bentuk lapisan Lumpur.
Proses selanjutnya adalah menghilangkan zat padat yang terapung dengan melewatkan air limbah melalui screen (saringan). Pada tahap ini sangat diperlukan agar air limbah yang akan diproses pada tabung reactor sudah terhindar dari zat atau benda padat. Alat penyaring ini terletak pada bak control ataupun pada bak pengumpuil utama. Sehingga diharapkan proses pengolahan air limbah berjalan lancar.
Proses selanjutnya adalah air limbah dari septictank maupun dari Bak Pengumpul Utama disalurkan ke reactor IPAL. Didalam reactor inilah terjadi proses pengolahan utama/inti.
Dalam reactor tersebut dibagi menjadi beberapa bagian proses. Adapun proses tersebut adalah :
1. Proses Anaerobic
2. Proses Aerobic
3. Proses Filtrasi
4. Proses Disinfektan / Chlorinasi
Proses Anaerobic
Proses anaerobic adalah suatu proses pengolahan air limbah yang tidak memerlukan bantuan oksigen dalam proses pengolahannya. Dimana dalam reaktor telah didesign sedemikian rupa dengan menggunakan media tube settler dan pengaturan flow / alur didalam kompartement sesuai design untuk mencapai hasil yang diharapkan. Pada phase anaerobic ini mampu mereduksi kandungan BOD dengan effisiensi hingga mencapai 60% – 80%.
Proses Aerobic
Proses aerobic pada system ini merupakan kelanjutan dari proses anaerobic, dimana dalam proses aerobic pengolahan air limbah ini diberikan aerasi dengan cara membubuhkan oksigen ( O2 ) dengan menggunakan
pembangkit oksigen berupa submersible aerator yang bekerja menggunakan tenaga listrik.
Dalam kompartement aerasi ini proses pemberian oksigen dibantu dengan menggunakan satu ataupun dua unit submersible aerator yang bekerja secara bergantian secara otomatis sesuai dengan setting yang dikehendaki.
Proses Filtrasi
Proses selanjutnya yaitu proses filtrasi / penyaringan, dimana pada tahapan ini selain menurunkan kandungan solid juga menurunkan NH4. Adapun media penyaringan menggunakan komposisi dari batu silica.
Proses Disinfektan / Chlorinasi
Setelah melalui proses filtrasi dilanjutkan dengan proses pembubuhan chlorine yang mempunyai fungsi membunuh/melemahkan bakteri dan virus sebelum dibuang kebadan air buangan. Pembunuhan bakteri bertujuan untuk mengurangi atau membunuh mikroorganisme pathogen yang ada didalam air limbah. Proses pembubuhan chlorine dengan menggunakan bantuan pompa dosing yang bekerja secara elektris.